Ketika Hati Wanita Terbakar Rasa Iri


“Cantik, apa saja bisa, anak orang kaya, cerdas, pandai bicara, beriman pula, Subhanallah, kok ada ya bunda, wanita yang bisa sesempurna itu..? sudah cantik, beriman, pakai jilbab pula, lalu selalu juara kelas dan semua orang suka padanya..” Rizka bertanya pada bundanya yang mengangguk setuju, menyetujui pendapat Rizka terhadap sosok wanita yang di idolakan oleh Rizka. Wanita itu tidak lain adalah kakak kelasnya yang sekarang sudah berbeda sekolah namun tetap menjadi kawan Rizka di facebook.

“Tapi dengar-dengar dia sekarang sedang dirawat di rumah sakit bunda, katanya tulang belakangnya mengalami kelainan,” Rizka kembali menjelaskan kepada bundanya. Namun bundanya Rizka merasa seperti ada suara sedikit bahagia mewarnai suara anaknya ketika menjelaskan tentang keadaan temannya yang sedang dirawat di rumah sakit. Lalu sang bunda pun terkejut karena nampak sekali ada nada iri dan bahagia pada Rizka ketika mengetahui bahwa wanita sempurna yang di irikannya itu mengalami musibah.

Lalu Bunda Rizka pun teringat pada kawan-kawan kantornya yang baru-baru ini heboh karena ada mutasi karyawan dari kantor cabang ke kantor pusat. Ada sekitar 3 karyawan di bagian akunting dan customer service diganti dengan 3 pegawai baru, pindahan dari kantor cabang. Subhanallah, 2 diantaranya perempuan dan salah satunya wanita muda, cantik, cerdas dan berjilbab. Wanita itu nampak solehah sekali sampai-sampai terkadang Bunda Rizka mendapati sang karyawan baru yang dikenal bernama Ranti Mustofa, sesaat sebelum adzan dzuhur berkumandang, dia bergegas mengambil air wudlu lalu ketika waktu sholat tiba, sambil menunggu imam dan jamaah berkumpul, wanita cantik itu sholat sunnah dahulu. Continue reading

Ipadian

Ipadian adalah sebuah Ipad simulator untuk windows dengan aplikasi kita dapat merasakan tampilan IOS di komputer dengan OS windows 7, Vista atau Windows XP dengan ruang instalasi kecil (36MB). Ipadian ini di lengkapi dengan fitur aplikasi seperti facebook, youtube, yahoo dll.

Download :

Ipadian

Sebuah Cermin Yang Terlupakan

Pada suatu ketika, sepasang suami istri, katakanlah nama mereka Smith, mengadakan ‘garage sale’ untuk menjual barang-barang bekas yang tidak mereka butuhkan lagi. Suami istri ini sudah setengah baya, dan anak-anak mereka telah meninggalkan rumah untuk hidup mandiri.
 

Sekarang waktunya untuk membenahi rumah, dan menjual barang-barang yang tidak dibutuhkan lagi.

 

Saat mengumpulkan barang-barang yang akan dijual, mereka menemukan benda-benda yang sudah sedemikian lama tersimpan di gudang. Salah satu di antaranya adalah sebuah cermin yang mereka dapatkan sebagai hadiah pernikahan mereka, dua puluh tahun yang lampau.

 

Sejak pertama kali diperoleh, cermin itu sama sekali tidak pernah digunakan. Bingkainya yang berwarna biru aqua membuat cermin itu tampak buruk, dan tidak cocok untuk diletakkan di ruangan mana pun di rumah mereka. Namun karena tidak ingin menyakiti orang yang menghadiahkannya, cermin itu tidak mereka kembalikan.

 

Demikianlah, cermin itu teronggok di loteng. Setelah dua puluh tahun berlalu, mereka berpikir orang yang memberikannya tentu sudah lupa dengan cermin itu. Maka mereka mengeluarkannya dari gudang, dan meletakkannya bersama dengan barang lain untuk dijual keesokan hari.

 

Garage sale mereka ternyata mendapat banyak peminat. Halaman rumah mereka penuh oleh orang-orang yang datang untuk melihat barang bekas yang mereka jual. Satu per satu barang bekas itu mulai terjual. Perabot rumah tangga, buku-buku, pakaian, alat berkebun, mainan anak-anak, bahkan radio tua yang sudah tidak berfungsi pun masih ada yang membeli.

 

Seorang lelaki menghampiri Mrs. Smith.

“Berapa harga cermin itu?” katanya sambil menunjuk cermin tak terpakai tadi. Mrs. Smith tercengang.

“Wah, saya sendiri tidak berharap akan menjual cermin itu. Apakah Anda sungguh ingin membelinya?” katanya.

“Ya, tentu saja. Kondisinya masih sangat bagus.” jawab pria itu. Mrs. Smith tidak tahu berapa harga yang pantas untuk cermin jelek itu. Meskipun sangat mulus, namun baginya cermin
itu tetaplah jelek dan tidak berharga. Continue reading

Bukan Sopir Biasa

Sopir mobil barang di UD (usaha dagang) milik bapak baru ganti sebulan ini. Bapak memang sengaja memberi tahu orang rumah bila ada orang baru di “UD’-nya. Bukan apa-apa, sebab barang dagangan kadang transit di rumah dulu untuk dicek sebelum dibawa ke gudang. Aku, kakak atau ibu bergantian mengecek barang bila tak sibuk.

Dulu pernah kejadian ada orang mengaku sopir baru, pada akhirnya melarikan mobil bapak. Sejak itu, bapak mewajibkan orang rumah tahu semua karyawan bapak.

Waktu berjalan, genap sebulan sopir baru bapak bekerja. Masih muda, santun

tak banyak bicara. Hampir setiap saat bapak memujinya.Yang baiklah, yang pinterlah

yang serba bisalah, heran aku dibuatnya. Pada anak-anak sendiri, nyaris bapak tak pernah memuji. Benarkah pujian itu? Diam-diam kuamati sopir muda itu.  Datang lebih cepat atau lepas Zhuhur itu jadwal kerjanya. Kata bapak, hal itu sudah diizinkannya. Tiap masuk gerbang, tak pernah lupa mengucap salam. Bila tak ada bapak, ia sama sekali tak nau masuk rumah, memilih menunggu di depan pintu meski sudah ibu persilakan. Bila bicara dengan ibu ia lebih hanyak menunduk, sedikit senyum tapi nada bicaranya tetap

terdengar ramah dan santun. O… pantas saja bapak suka padanya. Continue reading

Jika Dirimu Adalah Lelaki Sejati

Jiwa remajamu merantau mencari cinta, matang kian menjelma..akan rindumu terhadap seorang wanita yang akan membuatmu merasa tentram, tenang dan merasakan kasih sayangnya. Hadirnya menghindarkan dirimu dari fitnah, menjaga nafsumu dari yang bisa menjerumuskan dirimu ke dalam panasnya api NERAKA.

Tugasmu.. bukan saja hanya mencari dan menunggu. Tapi engkau pun harus mensholehkan diri jika ingim mendapatkan Sang Bidadari Surga. Ketahuilah..sulit untukmu mendapatkan wanita yang sholehah jika tak sebanding dengan kesholehan dirimu.

“wanita yang baik hanya untuk lelaki yaang baik pula”itu janji Allah dan janji Allah itu pasti.

Abu Nawas | Mengitung Kematian Tahanan

Suatu hari, di negeri Seribu Satu Malam, Baghdad, digelarlah acara hajatan besar. Sang Raja Harun Ar-Rasyid pun berniat merayakan pesta ulang tahun kerajaan bersama-sama dengan seluruh rakyatnya. Pada hari yang telah ditunggu tiba, rakyat Baghdad dikumpulkan di depan pendapa istana.

Raja Harun sang penguasa berdiri dan berkata,
“Wahai rakyatku yang tercinta, hari ini kita mengadakan pesta ulang tahun kerajaan. Aku akan memberi hadiah kepada para fakir miskin, aku juga akan memberikan pengampunan kepada para tahanan di penjara dengan mengurangi hukuman menjadi setengah dari sisa hukumannya,” seru baginda kepada rakyatnya.

Memberi Keringanan Hukuman pada Tahanan.
Mendengar ucapan sang raja, tentu saja rakyat Baghdad bersuka ria. Mereka segera berpesta bersama dan menyantap aneka makanan yang telah disediakan. Tak berapa lama kemudian, para pengawal istana membagi-bagikan hadiah kepada fakir miskin.

Setelah dipastikan seluruh rakyatnya yang fakir miskin mendapatkan hadiah, raja pun memanggil Continue reading

Abu Nawas | Air Susu Pemalu

Kecerdasan Abu Nawas benar-benar menghibur Raja Harun Ar Rasyid.
Suatu saat sang raja terlihat murka melihat pekerjaan pengawal kerajaan yang selalu tidak beres. Setelah diselidiki, ternyata para pengawal itu suka mabuk-mabukan.
“Wahai pengawalku semua, sudah sering aku peringatkan agar engkau jangan mabuk-mabukan,” ujar Raja Harun.

Para pengawal kerajaan terlihat begitu gemetar. Mereka tak berani menatap mata rajanya. Kepala mereka tertunduk sebagai pengakuan rasa bersalah.
“Ceritakan kepadaku, dari mana kalian mendapatkan arak-arak itu,” tanya raja.

Raja Harun Murka.
Untuk beberapa saat, para pengawal tak mau mengaku juga. Namun, ketika Raja Harun membentak, akhirnya mereka mengaku juga.
“Abunawaslah yang membawa arak-arak itu ke istana, kami juga diajari mabuk-mabukan olehnya,” ujar salah seorang pengawal.
“Jika demikian, cepat bawa Abunawas ke hadapanku, kalau tidak, kalian semua harus menerima hukuman dariku,” ujar raja Harun.

Keesokan harinya Continue reading

Abu Nawas Tidak Berdusta

Pada suatu waktu, ketika Raja Harun Ar Rasyid sedang menunaikan ibadah haji, tiba-tiba saja dia teringat akan Abu Nawas pada saat memasuki kota Kuffah.
Untuk memenuhi rasa kangennya, Baginda raja menyuruh para pengawalnya untuk mencari Abu Nawas sekaligus menghadapkan ke hadapannya. Raja berpesan, nanti kalau sudah bertemu, tolong Abu Nawas diberi pakaian berwarna hitam dan celanan panjang yang nantinya diletakkan di atas kepala Abu Nawas.

Para pengawal bergegas melaksanakan perintah itu meskipun mereka berfikir bahwa ini adalah suatu permintaan yang aneh sekali.
Setelah mencari ke segala penjuru kota, akhirnya Abu Nawas bisa ditemukan juga. Tak berapa lama kemudian Abu Nawas datang juga dengan pakaian hitam dan celanan panjang yang ditaruh di atas kepalanya.

Setelah ada di hadapan raja, Abu Nawas berkata,
“Wahai Baginda, Amirul Mukminin, aku memohon kepada Allah SWT semoga Allah memberikan rezeki dan melapangkan anugerahNya kepada Tuanku,” kata Abu Nawas.
“Ya, terima kasih, Amiin…” jawab Raja Harun Ar Rasyid.

Setelah kejadian itu, Continue reading

Abu Nawas Tidak Mau Hadiah

Suatu ketika Abu Nawas dipanggil oleh Raja Harun Ar Rasyid di istana kerajaan dan terjadilah percakapan di antara keduanya. Rupanya kali ini Abu Nawas sedang memperingatkan rajanya perihal harta dunia yang tidak akan dibawa mati ke kuburan karena Abu Nawas mengetahui bahwa ia dipanggil karena ingin diikat sebagai saudara raja dengan tali ikatan hadiah.

Sesampainya di istana kerajaan, Abu Nawas dengan santainya menegur langsung kepada Raja Harun tanpa basa-basi terlebih dahulu.
“Wahai Amirul Mukminin, bagaimana nanti jika Allah SWT menghadapkan Anda di hadapan-Nya, lalu meminta pertanggungjawaban Anda tentang lalat hitam, burung kenari dan kulit ari,” kata Abunawas kepada Raja Harun.

Begitu mendengar penuturan Abunawas yang tiba-tiba itu, menyebabkan Raja Harun Ar Rasyid sedih, sehingga menangis tersedu-sedu. Melihat rajanya bersedih, salah seorang kepala pengawal segera bertindak dengan memarahi Abu Nawas.
“Wahai Abu Nawas, engkau diamlah, engkau telah menyakiti hati sang Raja!” bentak kepala pengawal kerajaan kepada Abu Nawas.

“Biarkan dia,” kata Raja Harun. Continue reading

Abu Nawas | Belajar Dari Buah Arbei

Kisah Abu Nawas kali ini tentang renungan.
Ya renungan tentang seputar buah yang bernama buah Arbei melawan buah Labu.

Kisahnya.
Abu Nawas dikenal memiliki pemikiran cerdas dan hampir bisa dipastikan dirinya memiliki solusi atas sebuah masalah yang tengah dihadapi. Selain itu, Abu Nawas juga dikenal sebagai saudagar buah-buahan yang dipanen dari kebun miliknya sendiri yang lumayan luas.
Bahkan saking luasnya kebun yang dimiliki Abu Nawas, sejauh mata memandang yang terlihat adalah bak permadani hijau yang tumbuh subur.

Pada suatu hari, Abu Nawas melakukan pengawasan, melihat-lihat kebunnya tersebut.
Dirinya berjalan kaki menyisiri kebunnya melewati tiap petak kebun yang ditanami berbagai macam sayur mayur dan buah-buahan segar.
Abu Nawas sangat bangga dan bahagia melihat tanamannya yang tumbuh subur dan menghasilkan banyak buah yang berkualitas.
Ucapan puja dan puji syukur terus menerus terucap dari bibir Abu Nawas kepada Tuhan.

Inspeksi Kebun Buah.
Pada siang hari yang cukup terik itu, perjalanan Abu Nawas yang sedang mengawasi lahan kebun miliknya mendadak berhenti pada sebuah petak dimana tumbuh subur pepohonan arbei.
Abu Nawas memandangi dengan detail tiap bagian pohon arbei miliknya tersebut. Dirinya memperhatikan rantingnya, daunnya hingga buahnya yang nampak segar bergelantungan. Continue reading